Apakah Anda merasa akhir-akhir ini semakin banyak orang di sekitar Anda yang suka berkemah? Memang bukan hanya Anda yang menemukan fenomena ini, tapi juga otoritas pariwisata. Dalam situs Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, “berkemah” ditulis sebagai kata kunci dalam informasi perjalanan resmi dua hari libur penting pada paruh pertama tahun ini. Menurut situs web tersebut, selama liburan “May Day” pada tahun 2022, “berkemah telah menjadi tren, dan banyak produk berkemah yang istimewa dan indah seperti 'melihat bunga + berkemah', 'RV + berkemah', 'konser terbuka + berkemah', 'fotografi perjalanan + berkemah' dan sebagainya populer di kalangan wisatawan. dicari.” Selama libur Festival Perahu Naga, “wisata lokal, wisata keliling, dan wisata berkendara mandiri menjadi dominan, dan produk orang tua-anak serta berkemah disukai oleh pasar.
Bahkan orang seperti saya yang tidak memiliki perlengkapan berkemah pun diseret oleh teman-temannya untuk mendirikan tenda sebanyak dua kali di pinggiran kota. Sejak saat itu, tanpa sadar saya mulai memperhatikan taman dan ruang terbuka di sekitar saya yang cocok untuk berkemah, lalu menceritakan kepada teman-teman informasi yang telah saya kumpulkan. Karena bagi yang suka camping, yang terpenting adalah mencari tempat yang cocok untuk “mendirikan kemah”. Perlahan-lahan, penulis menemukan bahwa setiap ruang hijau yang layak kemungkinan besar akan “ditargetkan” oleh para pekemah. Bahkan di jalan setapak di tepi sungai kecil di depan rumah, setelah malam tiba, seseorang akan memasang “tirai langit”, duduk di sana minum dan mengobrol, menikmati piknik di bawah naungan…
Berkemah merupakan hal yang baru dan masih dalam tahap penggarapan dan pengembangan. Adalah baik untuk menemukan beberapa masalah pada waktunya dan memberikan pendapat panduan, namun tidak tepat untuk merumuskan standar implementasi yang terlalu rinci dan ketat terlalu dini pada tahap ini. Sistem apa pun harus dapat dioperasikan. Jika ukuran tenda terlalu tepat, akan sulit menerapkan pengawasan yang efektif dengan kewenangan pengelolaan taman yang ada. Selain itu, penetapan ukuran tenda perlu didasarkan pada landasan ilmiah. Mungkin tidak masuk akal jika taman nasional membatasinya secara sepihak. Lebih banyak pihak yang berkepentingan dapat diundang untuk berpartisipasi dalam diskusi, dan urusan semua orang dapat didiskusikan.
Berkemah sebenarnya merupakan penyesuaian positif yang dilakukan masyarakat untuk melakukan perjalanan guna mematuhi kebijakan pencegahan dan pengendalian epidemi. Pada tahap ini, kita harus memberikan lingkungan yang lebih santai kepada semua orang. Bagi pengelola taman nasional, prioritas utama mereka adalah mengikuti tren ini, memanfaatkan sepenuhnya sumber daya, membuka area berkemah yang lebih sesuai, dan menyediakan kondisi yang lebih baik bagi warga untuk lebih dekat dengan alam.
Waktu posting: 04-Jul-2022